
![]() |
Kegiatan Bimwin KUA Kemiri |
Kepala KUA Kecamatan Kemiri, H. Tulus Sedyo, S.Ag, menjelaskan bahwa program Bimbingan Perkawinan Mandiri merupakan langkah strategis dalam membentuk fondasi keluarga yang kokoh dan berkelanjutan. Program ini tidak hanya memberikan bekal fundamental bagi pasangan yang akan menikah, tetapi juga mengangkat berbagai problematika rumah tangga kontemporer.
"Kami menghadirkan pendekatan komprehensif yang mencakup pencegahan berbagai ancaman modern seperti judi daring, penyalahgunaan narkotika, dan tingginya angka perceraian. Tujuannya adalah mempersiapkan pasangan menghadapi tantangan kehidupan berumah tangga," ungkap H. Tulus Sedyo.
Aan Muta'alim, S.Pd.I, selaku Fasilitator Bimbingan Perkawinan dan Keluarga Sakinah KUA Kemiri, menekankan pentingnya kesiapan mental dan spiritual dalam membangun mahligai rumah tangga. Menurutnya, setiap pasangan perlu memiliki resiliensi dalam menghadapi dinamika kehidupan berkeluarga.
"Keputusan untuk memasuki jenjang pernikahan harus disertai dengan persiapan matang. Pasangan suami istri perlu membekali diri dengan pengetahuan dan keterampilan untuk mewujudkan keluarga yang harmonis dan berkualitas," terang Aan Muta'alim.
Dewi Elok Faiqoh, S.I.Kom, narasumber dari BP KKBPK Kecamatan Kemiri, menyampaikan materi komprehensif yang meliputi dinamika perkawinan, strategi mempersiapkan generasi unggul, manajemen finansial rumah tangga, kesehatan reproduksi, serta edukasi pencegahan stunting pada anak.
Sementara itu, Retno Sukengsih, S.Tr.Keb dari Puskesmas Winong memberikan pemaparan mendalam tentang aspek gizi keluarga dan pencegahan penyakit yang dapat mempengaruhi kesejahteraan keluarga. Tidak hanya memberikan teori, narasumber juga menyediakan layanan pemeriksaan kesehatan dan imunisasi pra-nikah bagi peserta.
Program Bimbingan Perkawinan Mandiri ini diikuti oleh 13 pasang calon pengantin yang antusias mengikuti seluruh rangkaian kegiatan. Para peserta mendapat pembekalan holistik yang diharapkan dapat menjadi bekal berharga dalam menjalani kehidupan berumah tangga.
Kolaborasi lintas instansi dalam program ini menunjukkan komitmen bersama untuk meningkatkan kualitas pembinaan pra-nikah di tingkat kecamatan. Sinergi antara KUA sebagai penyelenggara, Puskesmas sebagai penyedia layanan kesehatan, dan BP KKBPK sebagai pembina keluarga, diharapkan dapat menciptakan dampak positif yang berkelanjutan bagi masyarakat Kemiri.
Inisiatif KUA Kemiri ini patut diapresiasi sebagai bentuk pelayanan publik yang responsif terhadap kebutuhan masyarakat modern. Program Bimbingan Perkawinan Mandiri diharapkan dapat menjadi model yang dapat diadopsi oleh KUA lain dalam upaya membangun institusi keluarga yang berkualitas dan tangguh. (jg)