Iklan

"Grebek Dapur" UMKM Kembang Kemiri: Mengulik Rahasia Kelezatan Jajanan Tradisional Corobikan

KABAR KEMIRI
Minggu, 11 Mei 2025, Mei 11, 2025 WIB Last Updated 2025-05-10T17:17:53Z

Dokumentasi : Foto UMKM Kembang Kecamatan Kemiri pada saat Berkunjung ke Dapur Bu Narmi. 

KEMIRI, UMKM Kembang Kemiri mengadakan kegiatan "Grebek Dapur" dengan mengunjungi Dapur UMKM Corobikan milik Narmi di Desa Kalimeneng, Kecamatan Kemiri pada Senin (21/4/2025). Kegiatan yang dimulai pukul 13.00 WIB ini dihadiri oleh Heri Aktifudin selaku Ketua UMKM Kembang Kemiri, Ristiyanto selaku Kasi Pemberdayaan Masyarakat Kecamatan Kemiri, bersama 20 anggota UMKM Kembang Kecamatan Kemiri. 

Acara ini bertujuan memperkenalkan proses pembuatan jajanan pasar tradisional Corobikan yang kini semakin langka ditemui. Narmi, pemilik usaha Corobikan, dengan antusias membagikan pengetahuannya tentang cara pembuatan kuliner tradisional tersebut.

"Corobikan terbuat dari bahan-bahan sederhana seperti tepung beras, santan, gula pasir, garam, tepung terigu, dan pewarna hijau sesuai selera. Yang istimewa, kami menggunakan pengembang alami tanpa tambahan bahan pengawet," jelas Narmi saat mendemonstrasikan proses pembuatan.

Dalam sekali produksi, Narmi mampu menghasilkan 300-500 biji Corobikan. Meski demikian, jangkauan pemasarannya masih terbatas di wilayah Kecamatan Kemiri dan Kecamatan Pituruh dengan sistem titip di kios-kios jajanan pasar.

Proses produksi Corobikan dimulai sejak subuh. Tanpa bahan pengawet, jajanan ini mampu bertahan hingga 12 jam. Cetakannya berbentuk bulat dengan tujuh lubang untuk sekali tuang, dan satu liter adonan bisa menghasilkan dua loyang sekaligus.

"Proses pematangannya memakan waktu sekitar lima menit dalam cetakan. Setelah itu, cetakan direndam air selama satu menit," terang Narmi sambil mendemonstrasikan. "Tahap terakhir, Corobikan yang sudah matang dicongkel menggunakan sendok kemudian dimekarkan dengan cetakan lancip hingga berbentuk seperti kembang atau bunga mekar."


Heri, Ketua UMKM Kembang Kemiri, menekankan bahwa produk Corobikan telah memperoleh sertifikat halal. "Ini bukan sekadar halal administratif. Ketika izin halal terbit, setiap bahan yang digunakan telah melalui uji laboratorium," ungkapnya.

"Jajanan ini sangat digemari masyarakat. Dengan sertifikasi halal, konsumen dapat yakin bahwa Corobikan layak dan aman dikonsumsi," tambah Heri. Ia juga mendorong pelaku UMKM makanan lainnya untuk mengurus izin halal karena prosesnya relatif mudah dan tidak rumit.

Yuni, salah satu anggota UMKM Kembang Kemiri, mengungkapkan kekagumannya pada tekstur Corobikan yang lembut, manis, dan berserat. "Menikmati Corobikan seperti bernostalgia dengan masa lalu, karena ini termasuk jajanan lawas yang sudah ada sejak zaman dahulu," kenangnya.

Sementara itu, Ristiyanto, Kasi Pemberdayaan Masyarakat Kecamatan Kemiri, berharap kegiatan Grebek Dapur dapat memperkuat dukungan antar pelaku UMKM. "Kami berharap UMKM Kembang Kecamatan Kemiri semakin kreatif, inovatif, dan maju. Sudah saatnya masyarakat Kecamatan Kemiri mendukung produk lokal dan bangga dengan hasil produksi UMKM Kembang Kecamatan Kemiri," pungkasnya.

Kegiatan Grebek Dapur ini menjadi momentum penting bagi pelestarian kuliner tradisional sekaligus upaya penguatan ekonomi lokal melalui pemberdayaan UMKM di Kecamatan Kemiri. (jg)
Komentar

Tampilkan

  • "Grebek Dapur" UMKM Kembang Kemiri: Mengulik Rahasia Kelezatan Jajanan Tradisional Corobikan
  • 0