

Kesenian Cing Po Ling
PITURUH, Cing Po Ling, kesenian khas yang hanya bisa ditemukan di Purworejo, kembali menunjukkan eksistensinya. Bertempat di SDN Kesawen, Kecamatan Pituruh, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purworejo menggelar kegiatan monitoring latihan kesenian ini, Minggu pagi (08/06/2025), sebagai bagian dari persiapan menuju panggung nasional di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta.
Kesenian yang telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI pada tahun 2021 ini menjadi bukti bahwa Purworejo memiliki kekayaan budaya yang unik dan berharga. Kabid Dindikbud Purworejo, Dyah Woro Setyaningsih, S.Sos, MM menyampaikan bahwa Cing Po Ling akan mewakili Purworejo dalam Pentas Duta Seni se-Jawa Tengah di TMII pada 27 Juli 2025 mendatang.
“Ini bentuk nyata dari upaya pelestarian budaya lokal. Kami tidak hanya melatih, tetapi juga mempromosikan Cing Po Ling sebagai kesenian khas Purworejo yang layak ditampilkan di tingkat nasional,” ujarnya.
Woro menambahkan bahwa Cing Po Ling hanya tersisa di dua desa, yakni Kesawen (Pituruh) dan Jatirejo (Kaligesing). Maka, tampilnya kesenian ini di TMII bukan hanya sekadar tampil di pentas seni, melainkan misi penyelamatan budaya.
Latihan kesenian ini juga melibatkan dua generasi, junior dan senior, untuk memastikan regenerasi tetap berjalan. SDN Kesawen bahkan telah menjadikan Cing Po Ling sebagai ekstrakurikuler, didukung pula oleh SDN Singojoyo Kecamatan Bruno dan beberapa sekolah di eks-Kawedanan Kemiri.
Purnomo, pelatih dari Brondongrejo, mengatakan bahwa Cing Po Ling memiliki karakteristik tersendiri yang membedakannya dari kesenian daerah lain seperti Ndolalak dan Jaran Kepang. “Kesenian ini punya ciri khas dan nilai estetika tersendiri. Ini bukan soal lebih bagus atau tidak, tapi tentang bagaimana kita menghargai dan menjaga identitas budaya kita,” jelasnya.
Perwakilan Perangkat Desa Toni Hariyanto, turut menyampaikan apresiasinya terhadap perhatian pemerintah daerah. Ia berharap Cing Po Ling bisa dikenal luas dan menjadi ikon budaya Purworejo yang dibanggakan.
“Desa mendukung penuh dengan regenerasi pelaku seni, serta menjadikan ini sebagai bagian dari pendidikan karakter dan kebudayaan di sekolah,” ujar Toni.
Dengan tampilnya Cing Po Ling di TMII, Purworejo kembali menunjukkan bahwa daerah ini memiliki khazanah budaya yang tak kalah dari daerah lain. Kesenian ini tidak hanya menyajikan pertunjukan, tetapi juga menghidupkan kembali identitas khas Purworejo yang nyaris punah.