Iklan

UMKM Kembang Kemiri Gelar "Grebek Dapur", Lestarikan Makanan Tradisional Geblek

KABAR KEMIRI
Kamis, 22 Mei 2025, Mei 22, 2025 WIB Last Updated 2025-05-22T03:12:03Z
Dokumentasi, UMKM Kembang Kemiri Gelar "Grebek Dapur", Lestarikan Makanan Tradisional Geblek, dari Fajar Alwani

Kemiri- Kegiatan "Grebek Dapur" yang diselenggarakan UMKM Kembang Kecamatan Kemiri kembali digelar pada Senin (20/5/2025) di kediaman Maryanti, Desa Bedono Kluwung. Acara yang berlangsung mulai pukul 13.00 hingga 16.00 WIB ini dihadiri oleh 25 anggota UMKM Kembang Kemiri. 


Dalam kesempatan ini, Maryanti selaku pemilik usaha makanan tradisional membuka dapur produksinya untuk memperkenalkan proses pembuatan geblek, camilan khas yang juga dikenal dengan sebutan binggel atau gelangan di kalangan masyarakat.


Resep Tradisional Tanpa Bahan Kimia


Maryanti menjelaskan bahwa geblek yang diproduksinya menggunakan bahan-bahan alami tanpa tambahan perasa maupun pengawet buatan. "Bahan utamanya hanya tepung singkong, bumbu bawang putih, dan garam. Semuanya serba natural," ujar perempuan yang telah menekuni usaha ini selama bertahun-tahun.

Proses pembuatannya dimulai dengan mengaduk adonan tepung singkong, kemudian dikukus dalam panci. Adonan yang telah matang selanjutnya diuleni sambil dicampurkan bumbu bawang putih dan garam selama 10-15 menit, tergantung jumlah adonan yang dibuat.


Dari setiap 2 kilogram bahan mentah dapat menghasilkan satu gulungan adonan. Sementara itu, 4 kilogram adonan mampu menghasilkan sekitar 200 buah geblek mentah yang siap dicetak memanjang kecil. Ketika akan digoreng, adonan tersebut dibentuk melingkar.


Jangkauan Pasar Hingga Luar Kota


Usaha geblek Maryanti tidak hanya melayani konsumen lokal, tetapi juga mampu memenuhi pesanan dari luar kota seperti Wonosobo dan Semarang. Untuk pengiriman jarak jauh, adonan geblek mentah dikemas secara vakum guna menjaga kualitas dan daya tahan produk.

Proses penggorengan menjadi tahap akhir yang krusial. Adonan berbentuk lingkaran digoreng dengan api kecil terlebih dahulu hingga mengembang, baru kemudian dengan api besar selama 5-7 menit. "Tips agar geblek tidak meledak saat digoreng adalah dengan menggunakan api kecil di awal. Geblek sudah matang kalau ditekan terasa agak keras," jelas Maryanti.


Setiap hari, Maryanti membuka lapak di Pasar Kemiri mulai pukul 16.00 hingga 19.00 WIB. Selain itu, ia juga aktif berjualan di berbagai acara seperti expo kuliner, kesenian tradisional kuda kepang, arak-arakan, dodalak, pengajian, hingga car free day.


Apresiasi Anggota UMKM


Yuni, salah satu anggota UMKM, mengungkapkan kegemarannya menikmati binggel dengan sambal pecel atau sate. "Bisa juga dimakan dengan saos atau serbu balado, rasanya tetap nikmat," katanya.


Sementara itu, Tia memberikan penilaian positif terhadap cita rasa geblek buatan Maryanti. "Rasanya enak dan gurih dengan dominasi rasa bawang putih yang luar biasa. Menambah sensasi tersendiri saat menyantapnya," ungkap Tia. Ia juga menekankan pentingnya melestarikan makanan tradisional yang dibuat dari bahan alami tanpa pengawet, serta kesesuaiannya sebagai teman ngopi.


Komitmen Pelestarian Budaya Kuliner


Heri selaku Ketua UMKM Kembang Kemiri menyampaikan bahwa acara "Grebek Dapur" akan dijadikan agenda rutin bulanan. "Kegiatan ini bertujuan mempererat silaturahmi antar pelaku UMKM di wilayah Kemiri," jelasnya.


Lebih lanjut, Heri mengatakan bahwa kegiatan tersebut juga menjadi sarana promosi produk UMKM melalui konten YouTube "UMKM Kembang Kecamatan Kemiri". "Harapannya, kegiatan ini dapat memberikan semangat bagi para pelaku UMKM untuk saling mendukung dan menjaga kesolidan dalam melestarikan makanan tradisional," pungkasnya.


Acara yang berlangsung dalam suasana kekeluargaan ini diharapkan dapat terus mendorong pengembangan UMKM lokal sekaligus menjaga kelestarian warisan kuliner tradisional Indonesia. (jg)



Komentar

Tampilkan

  • UMKM Kembang Kemiri Gelar "Grebek Dapur", Lestarikan Makanan Tradisional Geblek
  • 0