Iklan

Warga Rejosari Sambut Tahun Baru Islam dengan Tradisi Spiritual dan Refleksi Sejarah

KABAR KEMIRI
Jumat, 27 Juni 2025, Juni 27, 2025 WIB Last Updated 2025-06-27T05:08:56Z
warga desa Rejosari Kemiri sambut tahun baru islam 1447 H
KEMIRI
- Warga Desa Rejosari, Kecamatan Kemiri, Kabupaten Purworejo menyelenggarakan peringatan memasuki 1 Muharram 1447 Hijriah dengan serangkaian kegiatan keagamaan yang syarat makna. Acara berlangsung pada Kamis malam (26/6) di Masjid Al-Huda yang terletak di jantung desa, menghimpun puluhan jamaah dalam suasana khidmat dan penuh berkah.

Aktivitas keagamaan dimulai setelah pelaksanaan salat Magrib dan Isya secara berjamaah. Para peserta yang terdiri dari berbagai kalangan masyarakat, mulai dari tokoh desa hingga generasi muda, melaksanakan salat tasbih dengan penuh kekhusyukan. Agenda selanjutnya adalah pembacaan doa penutup dan pembuka tahun serta pembacaan tahlil kolektif yang dipandu oleh Kiyai Muhammad Lukman Hakim Sukarno.

Nuansa malam tersebut tercipta sangat hening dan sakral. Tanpa hiasan lampu yang berlebihan, hanya penerangan masjid dan alunan bacaan doa yang membentuk atmosfer spiritual yang mendalam. Dalam penyampaian tausiah, Kiyai Lukman menggarisbawahi keistimewaan bulan Muharram sebagai periode suci yang kaya akan kesempatan untuk meningkatkan kualitas spiritual.
Beliau menggambarkan bulan ini sebagai "gerbang pembuka" bagi umat untuk melakukan introspeksi diri, meningkatkan intensitas ibadah sunnah terutama puasa Asyura, serta mempererat hubungan antar sesama.

Yang menjadi pembeda dalam ceramah kali ini adalah penekanan Kiyai Lukman terhadap pentingnya menghargai warisan sejarah lokal. Hal ini merupakan topik yang jarang diangkat dalam khutbah-khutbah keagamaan di tingkat desa. Beliau mengajak seluruh warga untuk senantiasa mengenang jasa para leluhur yang telah berjuang membangun Rejosari dari generasi ke generasi, baik dalam aspek keagamaan, pemerintahan, maupun kehidupan sosial.

"Kampung ini tidak muncul begitu saja. Terdapat jerih payah, doa-doa, serta keberanian para pendahulu yang membuka lahan, membangun tempat ibadah, dan meletakkan fondasi kehidupan bermasyarakat," tutur Kiyai Lukman kepada jamaah yang memenuhi ruang utama masjid.
Ritual tahlil pada malam tersebut tidak hanya diperuntukkan bagi arwah para leluhur yang telah berpulang, namun juga sebagai wujud penghargaan kepada generasi perintis pembangunan desa. Meskipun terkesan sederhana, langkah ini memiliki makna mendalam dalam membangun kesadaran historis dan rasa kepemilikan terhadap tanah kelahiran.

Bagi masyarakat Rejosari, peringatan malam 1 Muharram memiliki makna yang lebih dari sekadar rutinitas keagamaan tahunan. Kegiatan ini menjadi wadah bersama untuk memperkuat hubungan spiritual sekaligus mendalami pemahaman tentang akar sejarah. Di era yang penuh dengan perubahan cepat, tradisi seperti ini berfungsi sebagai pengingat bahwa nilai-nilai budaya dan warisan leluhur tetap relevan untuk dilestarikan.

Seluruh rangkaian kegiatan berakhir menuju tengah malam, namun kesan mendalam dari doa-doa yang dipanjatkan dan pesan-pesan spiritual yang disampaikan dipercaya akan terus membekas dalam sanubari para peserta. (jg)
Komentar

Tampilkan

  • Warga Rejosari Sambut Tahun Baru Islam dengan Tradisi Spiritual dan Refleksi Sejarah
  • 0